Kuliah di bidang pertanian tak pernah terpikirkan oleh saya, tak ada basic atau kemampuan yang diturunkan dari orang tua saya di bidang tersebut. Ayah saya adalah seorang seniman lukis yang berwiraswasta dan ibu saya adalah seorang dokter spesialis, yang juga sebagai PNS. Lain halnya di keluarga besar saya, bidang pertanian bukanlah hal yang tabu, karena beberapa saudara saya pun belajar, berkerja, dan sukses di bidang tersebut. Walaupun begitu, gunjingan tak luput menghampiri saya, saat saya masuk kuliah di bidang pertanian jurusan agroteknologi. Salah satu pemikiran mereka adalah bahwa saya akan selalu berada di sawah dan jorok, layaknya seorang petani pada umumnya. Hal tersebut membuat saya merasa down atau putus asa, mereka tak menghargai saya dengan apa yang telah saya capai. Sempat saya mengikuti ujian masuk PTN pada tahun selanjutnya saat saya memasuki semester 3, memilih jurusan lain yang mungkin sesuai seperti bidang ibu saya dan saya dapat melanjutkan profesi beliau, karena hal tersebut merupakan pilihan awal saya di bidang medis, dan juga cita-cita saya, tanpa harus mendapat gunjingan dari orang lain
Beberapa
ujian seleksi telah saya ikuti, tapi mungkin Allah swt memilihkan jalan yang
terbaik untuk saya, untuk tetap belajar mengembangkan ilmu pertanian di UNS,
jurusan agoteknologi, fakultas pertanian. Tak ada pilihan lain selain saya
harus fokus di bidang tersebut, berusaha yang terbaik untuk tidak mengecewakan
orang tua saya. Bersyukur IP (Indeks Prestasi) yang saya capai setiap semester
selalu diatas 3, karena itu merupakan target awal saya dan merupakan nasehat
orang tua agar saya dapat di mudahkan kedepannya jika IP saya tidak di bawah 3.
Beruntung jurusan saya yaitu agroteknologi memiliki
program pertukaran pelajar ke Malaysia dan Thailand, nama program tersebut
adalah MIT (Malaysia-Indonesia-Thailand). Program tersebut mulai ada sejak
tahun 2010 dan setiap tahunnya akan diadakan seleksi bagi semua mahasiswa agroteknologi
yang ingin mengikutinya, termasuk saya juga ingin mengikutinya. Hal itu membuat
saya lebih fokus. Saat pengumuman diadakan seleksi tersebut benar-benar
mendadak, yaitu hanya 3 hari, dan posisi saya masih di kampung halaman (rumah
saya berada di Bogor), sehari sebelum diadakan seleksi saya langsung berangkat
ke solo untuk mengikuti seleksi tersebut. Sebelumnya, saya sudah membicarakan
dengan orang tua saya terlebih dahulu, mereka sangat mendukung saya dan
mengumpulkan berkas-berkas yang harus dikumpulkan sebelum seleksi, yaitu CV,
bukti IPK diatas 3, keterangan mengikuti organisasi dan sertifikat nilai bahasa
inggris seperti TOEFL atau semacamnya (saya menggunakan EAP).
Setelah
mengumpulkan berkas-berkas tersebut terkumpul, hari berikutnya mahasiswa yang
mengikuti seleksi itu dikumpulkan dan diberitahukan untuk membuat presentasi
kebudayaan Indonesia tentang apa saja, setelah itu diadakan wawancara, dan
semuanya harus menggunakan bahasa inggris. Pada hari-H seleksi dimulai,
alhamdulillah presentasi dan wawancara saya berlangsung dengan mulus. Kuncinya
saat seleksi tersebut, tips saya adalah harus menguasai benar-benar bahan
presentasinya, dan saat wawancara oleh dosen penyeleksi usahakan untuk terus
menjawabnya menggunakan bahasa inggris, mengatakan tujuan negara yang
diinginkan dan tentu saja dukungan dari orang tua.
Hal yang paling mendebarkan tentunya adalah
hasil pengumumannya. Saya pun akhirnya lolos seleksi untuk pertukaran ke
Thailand. Ada 10 mahasiswa yang lolos seleksi. Tak hanya itu, mahasiswa yang
lolos seleksi masuk kekelas internasional. Jadi, selama semester 4, saya
bersama teman-teman saya yang lolos seleksi sekelas bersama mahasiswa yang
berasal dari Thailand juga Malaysia. Namanya kelas Internasional, pasti
menggunakan bahasa inggris selama jam kuliah berlangsung dan yang paling
menantang buat saya adalah membuat laporan jadi praktikum menggunakan bahasa
inggris yang lumayan ketebalannya.
Hal
yang paling seru selama berada di kelas internasional adalah kita bisa tahu
kebudayaan negara Malaysia dan Thailand, dengan kita kuliah bersama mereka
selama satu semester di semester 4, serta jalan bareng bersama mereka. Belum
sampai disitu saja, ada hal lain yang membuat kita mahasiswa yang lolos seleksi
merasa harap-harap cemas. Selama semester tersebut, keberangkatan kita untuk
pertukaran pelajar masih menunggu kepastian kebarangkatan. Salah satu dosen
berkata bahwa dari 10 mahasiswa yang lolos seleksi tersebut, 3 orang lagi akan
dtujukan untuk pertukaran ke Vietnam. Jadi dipastikan 3 orang Thailand dan 4
orang Malaysia. Sampai akhirnya saya dan 2 orang teman saya dipastikan
berangkat ke Thailand bulan Agustus 2012. Sebulan sebelum keberangkatan kita
bertiga langsung mengurus Passport, LOA, dan VISA. Tanggal 9 agustus 2012 akhirnya
kita berangkat ke Thailand, dan selama satu semester kita belajar disana sampai
akhir Desember 2012. Semangat untuk mencari teman baru, pengalaman baru dan
ilmu baru. Chao Dee!! (Good Luck) ^_^
To be continued....
To be continued....
wah.. kak bole nanya ga?
BalasHapusYang boleh ikut program aims ini cuma mahasiswa dari univ tertentu aj kak ya?
atau mahasiswa dr univ manapun di seluruh indonesia boleh ikut?
Dari tadi nyari nyari g nemu..
mohon bantuannya kak :)